INFO62.News,— Manajemen PD Pasar Manado dibawah pimpinan Lucky Senduk belum lama ini diterpa isu miring usai menghentikan Ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang diselenggarakan oleh Penginjil Jalanan Rajawali Tim di Komplek Shopping Center pada Rabu (08/05/2024).
Kota Manado yang memiliki bentuk tolenrasi beragama sangat tinggi seakan tercoreng usai tindakan yang dilakukan oleh anak buah dari Walikota Manado Andrei Angouw dan Wakil Walikota Richard Sualang.
“Saya menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh PD Pasar usai menghentikan jalannya proses ibadah. Alangkah lebih elok jika ibadah tetap dilangsungkan, nanti setelah selesai baru dijelaskan prosedurnya, inikan hanya masalah kebijakan, jelas imbasnya nama baik pimpinan dan kota manado yang dikenal dengan bentuk toleransi tinggi kini tercoreng, “ Ungkap Pemerhati Antar Umat Beragama Didi Sjafii.
Perlu diketahui, Shopping center telah memiliki management unit tersendiri dan semua aktivitas di area tersebut telah diserahkan melalui pengelolaan Unit.
“Tidak ada surat ke kantor pusat untuk kegiatan tersebut dan tidak ada surat menghentikan kegiatan tersebut, kegiatan penginjilan (KKR) di Shopping Center dihentikan karena tidak memiliki izin dari pihak Perumda Pasar Manado dan Sebelumnya telah berkomunikasi dengan Pdt Jerry Sanger selaku koordinator acara.
“Awalnya, Pdt Jerry Sanger bersikeras bahwa mereka sudah memiliki izin dari Dirut PD Pasar untuk kegiatan tersebut,” ungkap Senduk, merujuk pada pernyataan Galland Rorimpandey Saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp nya pada Jumat (10/5/2024) siang.
Lanjut, Direktur Utama PD Pasar Kota Manado Lucky Senduk dengan tegas membantah adanya penghentian sepihak kegiatan penginjilan KKR yang terjadi diarea pengawasannya.
“Menurut Manager Unit Shopping Center Galland Rorimpandey sebelum dimulainya ibadah kkr telah dilakukan komunikasi dengan penyelenggara terkait tidak adanya surat ke kantor pusat. Juga telah dijelaskan secara rinci kepada Pak Jerry Sanger selaku penyelenggara ibadah kkr bahwa apa yang di hentikan bukanlah kegiatan kerohanian, melainkan kegiatan yang tidak memiliki izin dari pengelola. Kemudian Pak Jerry Sanger akhirnya menerima penjelasan, dan bahkan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang mereka timbulkan, “ Tutupnya.