INFO62.NEWS – Sertu Masjoko Siregar dari Desa Lawe Kinga Kecamatan Semadam, Kabupaten Aceh Tenggara, dan Pratu Umurudin dari Desa Lawe Lubang Indah Kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh Tenggara, adalah dua putra asli Aceh Tenggara yang telah melangkah jauh dalam menjalankan misi perdamaian dunia di Republik Demokratik Kongo.
Dalam artikel ini, kita akan melihat perjalanan mereka yang luar biasa dan harapan mereka untuk kembali ke tanah air dengan selamat.
Menginjakkan kaki di Republik Demokratik Kongo untuk menjalankan misi perdamaian dunia di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sesuatu yang tidak pernah terbayangkan bagi Masjoko Siregar dan Pratu Umurudin.
Proses seleksi yang panjang dan menuntut energi serta kerja keras telah mereka lewati. Dalam perjalanan ini, mereka juga mengandalkan doa dan dukungan dari keluarga tercinta.
Setelah dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan, Sertu Masjoko Siregar dan Pratu Umurudin melanjutkan pelatihan dan pembekalan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) yang terletak di Sentul, Bogor.
Selama satu bulan, mereka mengasah kemampuan dan pengetahuan mereka dalam menjalankan tugas misi perdamaian dunia. Sebagai putra asli Aceh Tenggara, mereka sangat bangga dan bersyukur atas kesempatan ini.
Misi perdamaian dunia di Republik Demokratik Kongo tidaklah mudah. Negara ini terkenal dengan konflik internal yang kompleks dan situasi keamanan yang sulit. Namun, Masjoko dan Pratu tetap berkomitmen untuk menjalankan tugas mereka dengan penuh dedikasi dan profesionalisme. Mereka menyadari pentingnya memulihkan perdamaian dan membantu masyarakat Kongo yang terdampak oleh konflik.
Sebagai personel perdamaian PBB, Masjoko dan Pratu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, termasuk pemeliharaan keamanan, pembangunan masyarakat, peningkatan kapasitas institusi lokal, dan pendampingan terhadap upaya rekonsiliasi.
Mereka bekerja bersama pasukan perdamaian internasional lainnya, organisasi kemanusiaan, serta pemerintah dan masyarakat setempat, dengan tujuan menciptakan stabilitas dan membangun fondasi perdamaian yang kokoh.
Meskipun mereka berada di tanah asing yang jauh dari keluarga dan tanah air, Masjoko dan Pratu tetap teguh. Mereka mengandalkan semangat dan tekad yang kuat untuk menjalankan tugas mereka sebaik mungkin.
Dalam hati mereka, doa untuk keselamatan dan perlindungan senantiasa terpanjat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.***