Manado, Info62.News — Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulut bekerja sama dengan Garda Tipikor Indonesia (GTI) Sulut mengajak kaum milenial tidak terlibat praktik politik uang dalam hajatan nasional Pemilu Serentak Tahun 2024.
“Jangan memilih hanya karena uang, tetapi harus diteliti kemampuan, karakter dan mampu mensejahterakan rakyat, politik uang yang terjadi disulut diibaratkan seperti angin, tidak terlihat namun dirasakan, “ ungkap Risat Sanger kepada beritamanado.com pada Jumat (20/9/2024) sore di Lion Hotel Manado.
Sementara itu, Dr.Nur Hidayat Nur Sardani yang juga merupakan mantan Ketua Bawaslu RI tahun 2008-2009 mengatakan awal kerusakan bangsa berawal dari pemikiran yang memilih atas dasar imbalan uang.
“Yang rugi adalah kita dan akan menjadikan awal kerusakan bangsa, jika memberikan suara pada pemilu atas dasar imbalan uang artinya kita tidak cinta negeri, “ ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Bawaslu Sulut Ardiles Mewoh yang berharap kaum milenial tidak menggadaikan suara demi uang.
“Sebab dari orang-orang yang memberikan uang pada pemilu pasti menginginkan uangnya kembali. Ujungnya adalah korupsi, “ kata Ketua Bawaslu Ardiles Mewoh.
Aparat penegak hukum pun mengakui sulitnya untuk menyelesaikan permasalahan politik uang dimasa tahapan setelah kampanye dan sebelum pencoblosan pilkada serentak 2024.
“Masyarakat cinderung mendukung hal tersebut atau dengan kata lain sistem jual beli suara dalam sekejap beralasan rejeki gak boleh ditolak atau biasa disebut ‘serangan fajar’. Ini adalah tugas kita bersama, “ tutup Kabinda Sulut melalui Kaperwil Alfons Sumenge.
Turut hadir Komisioner KPID Sulut Efan Runtukahu dan Dekan Fakultas Fisip Ferry Liando.